Melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), perpustakaan kini difungsikan sebagai pusat ilmu pengetahuan, kreativitas, dan pemberdayaan masyarakat. Program ini telah menyentuh ribuan desa dan ribuan perpustakaan desa di seluruh Indonesia
TPBIS, sebagai pendekatan sistematis oleh Perpusnas sejak 2018, menyasar pemerataan literasi dan kesejahteraan masyarakat luas hingga kelompok rentan. Program ini mencakup pelatihan pustakawan, pendampingan komunitas, dan pembangunan sarana fisik perpustakaan
Transformasi adalah perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Artinya, koleksi yang disediakan perpustakaan yang memiliki program TPBIS harus dapat mendorong perubahan yang dirasakan masyarakat. Dari hasil wawancara dengan penerima manfaat diketahui bahwa perpustakaan menyediakan koleksi yang sesuai kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama terkait dengan pelatihan keterampilan. Kemudian selain koleksi yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari, koleksi terkait dengan pelatihan soft skills yang dapat menambah pemasukan juga tersedia. Menurut pendapat beberapa informan terlihat bahwa memang sebagian besar informan pernah mencari koleksi dengan tujuan untuk mencari pemasukan dan untuk mencari rujukan setelah mendapatkan pelatihan, agar dapat memperdalam ilmu tambahan.
Sebuah studi dalam Media Pustakawan menunjukkan bahwa Perpustakaan telah melakukan pemanfaatan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan program SDGs Indonesia 2030. Dibuktikan dengan perpustakaan melakukan berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan ekonomi, kegiatan sosial, budaya dan aktivitas-aktivitas produktif, penciptaan lapangan kerja, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong pembentukan dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan tujuan nomor kedelapan SDGs Indonesia 2030, khususnya pada poin ketiga.
Masyarakat mendukung adanya program TPBIS secara berkelanjutan, terlihat antusias mengikuti kegiatan yang ada dan mereka terus mengikuti program. Semua lokus memiliki kesamaan program dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan bidang ekonomi, dan tanpa disadari program yang dihasilkan juga telah mengembangkan nilai di berbagai bidang. Perpustakaan yang baik harus membantu masyarakatnya menjadi sejahtera. Sejahtera bukan hanya di sektor perekonomian saja tetapi juga termasuk dalam sektor sosial budaya yang ada dan aktivitas produktif. Penerima manfaat merasakan pertambahan keterampilan dan pengetahuan. Mereka menyadari bahwa keterampilan dan pengetahuan mereka diasah, akan berpeluang meningkatkan ekonomi. Selain menambah penghasilan, keterampilan dan pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan tersebut digunakan untuk masyarakat sekitar. Selain itu, program sudah berjalan sesuai dengan porsinya namun masyarakat menginginkan adanya keberlanjutan program yang diberikan oleh pihak perpustakaan agar mereka bisa belajar lebih.
Hidayat, F. R., Aisyah, S. N., & Ghassani, F. (2022). Pemanfaatan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Sesuai dengan Tujuan Program SDGs Indonesia 2030. 29(3), 309–322. https://doi.org/10.37014/medpus.v29i3.3448


Foto oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta
Foto oleh InfoWebinarPendidikan via Instagram, tersedia di https://www.instagram.com/p/DIXzQrxsm3N/?utm_source=ig_web_copy_link
PPUK Perpusnas RI. (2023, Agustus 28). Highlightt SHM Nasional 2023 – Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) [Video]. YouTube. https://youtu.be/Hwz7Xa-_les?si=obfvp6WkoLIFmk2T
disperpusipprovjatim. (2025, Juni 25). Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2025 [Video]. YouTube. https://youtu.be/tJLwsMu2m98?si=GWXE-ejxG8grMTWT