Otomasi

Share this post on:

Menurut Mulyadi (2021) penerapan otomasi perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga sasaran yaitu katalogisasi, sirkulasi dan OPAC. Oleh karena itu, mengapa perlu dibuat otomasi perpustakaan jawabannya menitikberatkan pada tiga hal tersebut di antaranya:

  1. Memudahkan dalam pembuatan katalog.

Perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus membuat kartu katalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat katalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan uang. Penerapan komputer akan dapat menghemat segalanya. Proses pembuatan katalog akan lebih mudah, penyajian buku bagi pemustaka juga akan lebih cepat dan pada gilirannya akan terjadi efisiensi.

  1. Memudahkan dalam layanan sirkulasi.

Sebelum perpustakaan menggunakan komputer layanan proses peminjaman biasanya dilakukan dengan menggunakan kartu. Pekerjaan yang harus dilakukan diawali dengan petugas meminta kartu pemustaka, mengambil kartu pinjam, menulis nomor buku di kartu pinjam, mencabut kartu buku dan diakhiri dengan mem “file” kartu. Pekerjaan tersebut memakan waktu yang cukup lama dan cukup rumit. Dengan komputer pekerjaan peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot “barcode” kartu kemudian menyorot “barcode” buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian. Pekerjaan tersebut hanya memakan waktu kurang 1 menit untuk setiap buku. Begitu juga dengan proses pengembalian dan perpanjangan buku, cukup dengan menyorot “barcode” buku kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi. Bahkan di perpustakaan yang sudah maju pemustaka sendiri yang melakukan transaksi yang dinamakan dengan “self service” sehingga sudah tidak lagi melibatkan petugas seperti penerapan ATM dalam layanan Bank[pa1] .

 

SLIMS

Pengertian SLiMS dari sebuah artikel dari Senayan Developer Community tentang “Modul Pelatihan Dasar Pengolahan Perpustakaan Berbasis SLiMS” oleh Azwar (2013) , menyatakan bahwa Senayan Library Management System atau disingkat dengan SLiMS merupakan salah satu free open source software (FOSS) berbasis web yang dapat digunakan untuk membangun sistem dalam penerapan sistem otomasi perpustakaan. Sebagai perangkat lunak, SLiMS mampu berjalan sempurna di dalam sistem jaringan lokal intranet) ataupun internet. Dengan menggunakan SLiMS, pemustaka dapat mengakses layanan informasi perpustakaan jauh lebih cepat dibandingkan saat masih manual. Saat ini SLiMS sudah dikembangkan dalam platfom Android dan IOS sehingga dapat dimanfaatkan melalui perangkat lunak di berbagai device, bukan hanya melalui Web[pa2] .

Koha

Koha adalah sistem otomasi perpustakaan open source yang pertama kali dikembangkan di Selandia Baru. Sistem ini menyediakan fitur lengkap untuk pengelolaan perpustakaan, termasuk katalogisasi, sirkulasi, OPAC, dan manajemen keanggotaan. Koha mendukung standar internasional seperti MARC21 dan Z39.50, serta memiliki komunitas pengguna yang aktif di seluruh dunia

Koha telah diadopsi oleh berbagai jenis perpustakaan, termasuk perpustakaan umum, sekolah, dan perguruan tinggi, karena fleksibilitas dan skalabilitasnya.

 

Inlislite

Sistem INLISlite (Integrated Library System Lite) (Hidayat et al., 2025) adalah salah satu perangkat lunak otomasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sistem ini dirancang untuk membantu perpustakaan, khususnya perpustakaan daerah, dalam mengelola koleksi, sirkulasi, dan layanan kepada masyarakat secara lebih efisien. INLISlite memiliki fitur unggulan seperti pencatatan koleksi digital, manajemen keanggotaan, dan pelaporan data yang mendukung transparansi dan akuntabilitas layanan perpustakaan. Menurut Putri et al., (2023) menyatakan bahwa INLISlite adalah software aplikasi pengelolaan perpustakaan terintegrasi, berguna untuk melakukan otomasi kegiatan perpustakaan, berfungsi untuk melakukan kegiatan pengembangan koleksi, pengolahan bahan perpustakaan, pembuatan kelengkapan fisik koleksi, layanan perpustakaan sampai kepada pembuatan laporan



Sumber : Azwar, M. (2013). MEMBANGUN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN DENGAN SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM ( SLIMS ). 19–33.

Hidayat, I., Ramadhan, H. P., Aziz, R., Informasi, I., & Padang, U. N. (2025). Analisis Pemanfaatan INLISlite dalam Meningkatkan Efisiensi Layanan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat. 9, 3259–3264.

Mulyadi, M. (2021). Otomasi Perpustakaan Berbasis Senayan Library Management System. April.

Foto oleh Jakarta Islamic Centre, terseda di https://images.app.goo.gl/cb5wsdh8ftdsLoUU6

Dian Krisyanto. (2024, November 15). SLiMS atau INLISLite? simak video ini dulu lah! [Video]. YouTube. https://youtu.be/amsM6otuDTQ?si=O2Qr243PAV3t0BXx

Share this post on:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *