Privacy dan Keamanan Data

Menurut Farid et al. (2023), keamanan informasi didefinisikan sebagai serangkaian proses yang bertujuan untuk melindungi informasi dan sumber daya data dari ancaman berbagai resiko. Konsep ini tidak hanya menekankan perlindungan data terhadap privasi, keakuratan, dan ketersediaan data, serta mencegah akses penggunaan atau perubahan informasi secara tidak sah. Keamanan informasi ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari penerapan high tech hingga penggunaan data yang tidak sah.

Privasi pengguna mencakup hak setiap orang untuk mengontrol informasi pribadi mereka. Ini mencakup tidak hanya bagaimana data dikumpulkan, disimpan, digunakan, dan dibagikan dengan orang lain, tetapi juga cara data dilindungi dan dikelola di dunia digital (Hess et al., 2015).

Beberapa ancaman yang sering terjadi di perpustakaan, meliputi:

1. Virus dan malware (ransomware, trojan)
2. Serangan brute force dan phishing
3. Pencurian akun dan akses ilegal
4. Distributed Denial of Service (DDoS) yang membuat sistem tidak dapat diakses
5. Kelemahan sistem keamanan fisik (hardware failure, unauthorized devices)

Contoh kasus nyata: Perpustakaan Umum St. Louis (AS) diserang ransomware tahun 2017.

Solusi Teknologi Keamanan

Teknologi yang disarankan untuk diterapkan:

1. Enkripsi Data: Mengubah data agar hanya dapat dibaca oleh pihak yang punya kunci (Ngwum et al., 2020).
2. Autentikasi dan Otorisasi: Verifikasi identitas pengguna dan pemberian akses berdasarkan hak (Ngwum et al., 2020).
3. Firewall: Mendeteksi dan memblokir akses tidak sah ke jaringan (Singh et al., 2018).
4. 3-Layer Login & CAPTCHA: Sistem login berlapis untuk menghindari peretasan (Sayed et al., 2019).